[ Flash Fiction ] Hai, Shey !
“ Shey, lo kenapa dah? “, Kanza bertanya pada Sheyla yang
bernyanyi – nyanyi girang sambil menari – nari seperti baru mendapat doorprize
rumah mewah.
“ Gak za, gue lagi seneng aja nyanyi lagunya nom – nom gowes
yang sakitnya tuh disini, lucu aja itu lagunya “, Sheyla sambil terus menyanyi
lagu itu disepanjang jalan setelah sholat.
Entah setan dari negri mana yang telah masuk ketubuh Sheyla
hari itu. Dari mulai masuk kelas jam setengah delapan sampai setelah sholat
dzuhur Sheyla tak hentinya menyanyikan lagu yang memang lagi ngehits di youtube
itu. Mungkin saja Sheyla merasa cocok dengan syair lagu itu. Tetapi mengapa
Sheyla terlihat gembira ketika menyanyikan lagu itu? Apakah memang ia gembira
meskipun beberapa hari yang lalu ia benar – benar terpuruk.
Sheyla memang sedikit aneh beberapa hari belakangan ini. Ia
selalu duduk di pojok belakang dekat jendela, sering terlihat melamun, tiba –
tiba menangis ketika sedang melihat handphonenya. Ia juga tidak secerewet
biasanya, meskipun ia selalu mengelak jika ditanya tetapi dari semua
perubahannya terlihat bahwa sheyla sedang sedih dan terpuruk. Mungkin ini semua
ada hubungannya dengan kejadian itu.
Kejadian yang benar-benar menghancurkan semua harapan
Sheyla enam bulan belakangan ini. Cowok yang
selama ini Sheyla harapkan dapat menjadi pasangannya sekarang sudah menjadi
pasangan teman dekatnya sendiri “ Rina “. Sheyla tidak menyangka saja teman
dekatnya itu bisa setega itu padanya. Kadang Sheyla berfikir, apa Sheyla pernah
berbuat salah kepada Rina sampai ia tega menghancurkan harapan temannya
sendiri? Entahlah, Sheyla hanya bisa menerka-nerka tanpa menemukan jawaban
pastinya.
Tetapi hari ini Sheyla seperti sudah melupakan semua
kejadian seminggu yang lalu itu. Sheyla sudah bisa tersenyum, bernyanyi, bahkan
berjoget konyol bersama teman – temannya.
“ Za, gue suka deh hari ini serasa bebaaaan di hidup gue
menghilang semuanyaaa. Entah tadi malam gue doa apa sampai – sampai beban itu
hilang semua “ ucap Sheyla sambil terus bernyanyi .
Kanza menatap Sheyla dalam, gadis ini apa benar – benar sudah
melupakan bebannya atau dia hanya menghibur hatinya yang sakit.
“ Syukur deh Shey kalau beban lo udah hilang. Sumpek aja gue
ngeliat lo yang ngelamun mulu gitu. Anjir, lo kaya orang kesurupan dah “, Kanza
mencoba memperlihatkan kesenangannya meskipun di dalam otaknya ia masih terus
berpikir apakah sobatnya itu benar – benar senang atau .... ah, sudahlah apapun
yang dilakukan Sheyla Kanza akan mendukungnya.
“ Za, liat gaya gue udah kaya nom nom....”
“ Hai Shey “, suara dalam itu menghentikan perkataan dan
tingkah aneh Sheyla. Ia kenal betul dengan suara dalam yang baru saja memanggil
namanya. Tapi sebentar, itu benarkah suara dia? Atau Sheyla hanya
berhalusinasi? Sheyla terdiam, tangannya tiba – tiba beku dan lidahnya terasa
kelu sekali. Sheyla ingin memastikan suara tersebut, ia menengok ke arah
datangnya suara itu. Dan ternyata memang benar, suara dalam itu adalah suara
yang dimiliki seseorang yang akhir – akhir ini membuat hidupnya sangat
sengsara.
“ Kenan? “, Sheyla bertanya dalam hati kecilnya. Apakah benar
Kenan menyapa Sheyla beberapa detik lalu? Sheyla bingung harus bagaimana
menanggapinya. Apakah dia harus menjawab “ Hai Kenan “ sambil tersenyum ataukah
dia diam saja? Mendadak Sheyla menjadi bodoh, hal semacam ini saja dia harus
berpikir ribuan kali untuk menjawabnya. Dan akhirnya Sheyla memutuskan untuk...
“ Hai Kenan “
Deg, ada organ
didalam tubuh Sheyla yang terasa ngilu ketika ia menyebutkan nama itu.
Sheyla berusaha melupakan, tetapi mengapa kata “ Hai “ membuat
ia kembali mengingatnya?
Sheyla berusaha bahagia, tetapi mengapa kata “ Hai “ membuat
semua sirna?
Sheyla berusaha menerima semuanya, tetapi mengapa kata “ Hai
“ merusak semuanya?
Malang, 4 November 2014
Selamat Ulang Tahun yaaa kamu
Ngemper pagi - pagi di
Gazebo Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya
2 komentar
ini kesimpulannya, "karena hai setitik, rusak move on sebelanga"...*eh
BalasHapusDuuuh, iya gitu sebenarnya. heheu
HapusSeperti didengarkan jika kamu memberi komentar :)