Kelas Insipasi Malang 3 : Selalu ada cerita di setiap inspirasi
Coba cari saya yang mana? |
Sejak kelas inspirasi 21
September 2015 lalu, grup rombel 55 yaitu rombel dimana saya tergabung
didalamnya sudah beberapa kali membahas “Kapan kita kembali ke MI tempat inspirasi
kita?” Awalnya banyak sekali rencana dari yang ingin belajar upacara,
belajar pelajaran kewarganegaraan, sampai berkemah. Dan pada Sabtu kemarin
tepatnya 20 Februari 2016 kami memutuskan untuk mengunjungi sekolah hari
inspirasi kami kemarin yaitu MI ZAINUL ULUM GONDANGLEGI, MALANG setelah Mbak
Neser sedikit mengompori para relawan dengan kunjungan Mbak Neser ke SD di
Gresik sebagai kunjungannya setelah KI Gresik. Banyak sekali hal-hal yang
sedikit menghalangi langkah kami untuk mengunjungi MI tersebut, dari mulai rencana
yang terbilang mendadak sampai relawan yang tiba-tiba membatalkan
keikutsertaannya untuk berkunjung ke MI. Tapi karena kita percaya bahwa niat
baik akan dilancarkan oleh Tuhan, akhirnya kami memutuskan untuk tetap
berangkat dengan segala keminiman, minim persiapan dan relawan.
Selaku fasilitator ada sedikit perasaan was-was di hati saya seperti bagaimana ini acaranya? Lancar gak ya? Duuh, gak meet up sama sekali. Nanti disana ngapain aja ya? Sampai malam menuju hari H hal-hal tersebut berhasil membuat saya susah tidur, barulah jam dua pagi saya sepertinya sukses tidur. Padahal sih harus banget sampai di alun-alun malang jam enam pagi, belum jemput Mbak Neser di terminal jam setengah enam. Karena lagi – lagi percaya bahwa rencana baik akan selalu dilancarkan oleh Tuhan, saya jam empat pagi sudah bangun. Alhamdulillah, saya masih bisa mandi dan bersiap ala kadarnya.
Tepat jam 6.15 WIB kami berangkat
ke MI setelah sebelumnya berkumpul di alun-alun dan mampir menjemput Ghea. Hari
itu saya membonceng Mbak Neser dan membawa empat pohon mangga yang akan di
tanam di Minya. Yang dulu sewaktu Hari Inspirasi saya dengan gayanya bisa naik
motor wuus-wuuuus nyalip sana-sini ala ala anak jalanan di RCTI, hari itu saya
harus legowo naik motor kalem. Bawa empat pohon dengan motor itu tidak mudah
ternyata, semoga kalian mengerti apa yang saya rasakan. Sesampainya di MI kami
disambut dengan apel pagi adek-adek seperti hari biasa yaitu pembacaan asmaul
husna. Kami memutuskan untuk memulai acara di jam kedua dan membiarkan
adek-adeknya belajar di jam pertama. Sembari menunggu adek – adeknya kami
ngobrol membahas tentang kegiatan setelah ini. penasaran gak kalian sama
kegiatan yang akan kami lakukan bersama adek-adeknya setelah ini? Penasaran
ya, biar saya bisa lanjut nulisnya, hehe. Jadi kegiatan yang kami
lakukan di sabtu yang ceria itu adalah....
Zumba ala – ala Mas Nicky
Kak, kita terbang looh |
Di grup rombel 55 waktu itu Mas
Nicky salah satu relawan pengajar usul bahwa beliau ingin menjadi instruktur
zumba di acara kunjungan, karena memang relawan yang sedikit dan kegiatan yang
belum jelas juga akhirnya para relawan yang lain meng-iya-kan tawaran Mas Neec,
dan jadilah di awal kegiatan kami zumba-zumba lucu dengan Mas Neec. Adek – adek
MI dan para relawan sukses dibuat berkeringat, lompat sana lompat sini putar
sana putar sini. Kami menikmati setiap gerakan yang dicontohkan, bahkan
adek-adeknya meminta lagi dan lagi.
Kereta sampah, naik kereta sambil ambil sampahnya
Jangan lupa ambil sampahnya ya... |
Nah, setelah sukses dibikin
berkeringat dengan zumba ala – ala Mas Neec, kegiatan selanjutnya adalah kereta
sampah. Kenapa kami mengambil kegiatan ini? kemarin di grup whatsapp kami
sempat berdiskusi kegiatan apa sih yang cocok dilakukan untuk memperingati hari
peduli sampah 21 Februari nanti. Nah, kereta sampah ini menurut kami cocok diselipkan
di kegiatan kunjungan kami. Jadi, sembari bermain kereta-keretaan kami mengajak
adek – adeknya untuk memungut sampah di sepanjang jalan yang dilewati.
Harapannya adek-adek peduli akan sampah yang mereka hasilkan dan membudayakan
tidak membuang sampah sembarangan. Karena kami percaya mendidik karakter yang
paling mudah adalah dilakukan ketika masih kecil.
Yuk, menanam sambil bernostalgia
Kami semangat loh kak, kakak gimana? |
Setelah melakukan zumba dan
kereta sampah, masuklah kita ke acara inti hari itu yaitu menanam pohon dan menempel
foto. Foto yang kami tempel adalah foto-foto kegiatan hari inspirasi Kelas
Inspirasi Malang 3 september kemarin. Jadi, adek-adeknya dibagi menjadi dua
kelompok , satu kelompok menempelkan foto bersama Ghea dan satu kelompok
lainnya menanam pohon pucuk merah dan mangga dihalaman sekolah bersama relawan
dan para guru.
Sepatu sama kostum e gak nguwati, hahaha |
Ada satu lucu ketika kami
menanam. Jadi ketika kami menanam itu saya, Mas Neec, dan Mbak Neser
berkesempatan untuk mencangkul tanah yang kemudian dijadikan untuk lubang
tanam. Nah, karena memang saya lemah meskipun saya mahasiswi pertanian yang
notabene sering kesawah, akhirnya cangkul mencangkul ini diambil alih oleh Mas
Neec dan Mbak Neser. Ketika mereka berdua mencangkul mereka sempat menuturkan
bahwa mencangkul itu pekerjaan yang tidak mudah dan melelahkan. Dan seketika
saya nyeplos, “ Jadi, kalau beli cabe jangan ditawar ya. Susah kan
jadi petani “ dan seketika itu juga kata-kata saya dijadikan sebagai
quote pengingat betapa beratnya perjuangan para petani. Yah meskipun saya tahu
sebenernya mahalnya itu bukan dari petani tapi dari panjangnya rantai pemasaran
yang tercipta, hahaha. Setidaknya gini deh, kalau makan itu dihabiskan ya. Kasian petaninya
loooh, hehehe
Susah banget buka doubel tipnya kak -__- |
Semua kegiatan telah dilalui dan
sekarang waktunya kami berpisah dengan adek-adeknya. Sedih ya, ternyata waktu
berjalan begitu cepat sampai kami harus berpisah lagi. Ketika berpisah banyak
seklai adek-adek yang menanyakan kapan kami bisa kembali mengunjungi mereka. Ketika
kami menjawab secepatnya, mereka seperti memegang perkataan kami sebagai janji, aaaah saya terharu sekali seakan kami
memiliki satu tempat dihati mereka.
Hayo, yang rapi ya nempelnya adek-adekku... |
Selesai beristirahat dan makan,
kami memutuskan untuk tidak melakukan perjalanan travelling kami ke sumber yang
ada di sekitar daerah tersebut mengingat jumlah kami yang sedikit dan kondisi
tubuh kami yang tidak memungkinkan. Siang itu kami langsung pulang karena awan
mendung juga telah menyelimuti langit. Dan ketika kami pergi ke motor kami
masing-masing untuk kembali ke rumah, Mas Nicky menemukan sebuah surat kaleng
yang isinya seperti gambar di bawah. Aaaaah,
lagi-lagi saya terharu sekarang kami menyadari kami memang memiliki satu tempat
khusus di hati mereka. Bahkan, adek-adek MI ini menanyakan relawan-relawan yang
tidak hadir. Mereka juga membuat video salam untuk teman-teman relawan yang
berhalangan hadir serta ucapan semoga cepat sembuh untuk Kak Arai yang
kebetulan waktu itu sedang sakit.
Surat kaleng dari Uswatun |
Pengalaman kami sabtu tersebut
benar-benar membuat saya tersadar bahwa ilmu yang saya sedikit bagikan dan bahkan
menurut saya itu gak terlalu penting bagi saya, ternyata itu sangat penting dan
berarti untuk orang lain.
Kemudian kami pulang ditemani
dengan hujan lebat dan kemudian tiba-tiba terang benderang.
Ini foto diambil oleh adek-adek MI dengan beberapa foto kepalanya terpotong - Ghea said |
Nb : foto diambil dari kamera
Ghea dan Mas Nicky
Sampai Jumpa
Jangan lupa bahagia
1 komentar
Asik Sya, seru acara kek beginian. Btw jangan lupa kabarin klo ada oprec yak haha pen ikutan
BalasHapusSeperti didengarkan jika kamu memberi komentar :)