40 km/jam : Prolog
Malang sore itu terasa syahdu,
ketika Rere memutuskan untuk menghabiskan sorenya di kedai langgannya dulu di
pojokkan Jalan Patimura. Sudah lama Rere tidak berkunjung ke kedai kopi itu.
Sekarang atau empat tahun lalu, kedai kopi itu terasa masih sama tak ada yang
berubah. Hot chocolate dan Green tea lattenya masih seenak dulu.
Suasana tenang yang kedai itu ciptakan juga masih sama dengan empat tahun lalu.
Bahkan, senja di kedai itupun masih sama dengan empat tahun lalu.
Sesuatu yang membuatnya terasa
berbeda adalah dulu, empat tahun lalu, ada seseorang yang selalu menemani Rere
untuk sekedar mengobrol dan menghabiskan senja di kedai tersebut. Rere sendiri
tak tau kemana perginya dia yang selalu menemaninya pergi ke kedai kopi itu. Sudah
hampir empat tahun dia menghilang. Rere tak mengetahui dimana keberadaannya
terlebih lagi kabarnya. Dia seakan menghilang bersama dengan kenangan masa lalu
Rere.
“line”
Bunyi dari telfon gengam Rere
membuyarkan lamunannya.
Dari : Mutee
Untuk : Rere 02
Pesan :
Re, lo udah di Legipait?
Bentar ya, gue nungguin Abi nih katanya masih jemput adiknya sekolah.
Mutee mutee, gadis ini ya cerewetnya masih sama seperti dulu. Jadi
kangen.
Gumam Rere dalam hati.
Secepat kilat, Rere membalas
pesan dari sahabatnya dan memberitahu Mutee bahwa ia sudah menunggunya di
tempat dimana mereka membuat janji.
***
30 menit kemudian Mutee datang
bersama dengan Abi.
Di kedai kopi favorit Rere inilah
akhirnya ketiga sahabat yang sempat terpisah selama empat tahun berkumpul
kembali. Mutee dengan wajahnya yang riang dan senyumnya yang masih semanis dulu
duduk di depan Rere sedangkan Abi duduk di samping Mutee.
Tanpa dikomando, setelah duduk
Mutee langsung memberondongi Rere dengan berbagai macam pertanyaan.
“Re, kemana aja sih lo empat
tahun ini? Anjir ngilang kaya ditelan bumi. Terus dimana Rendy sekarang re? Lo
masih sama dia re? Gue sahabat lo tapi gue bener-bener gak tau kabar lo empat tahun
ini.”
“Tek, satu-satu dong Rere bingung
tuh jawabnya” tukas Abi.
Sementara Mutee dan Abi dengan
wajah serius menunggu jawaban Rere, Rere tiba-tiba saja mengeluarkan sesuatu
dari tasnya. Undangan pernikahan.
“Aurelia Aurita Nugroho dan
Aditya Riza Soeryadjaya. Maksud lo re?” tanya Mutee terheran-heran.
“Ya gue mau nikah tek, bulan
depan. Itu undangan buat lo sama Abi. Datang ya.”
Angin sore di Malang tiba-tiba
terasa dingin dan menusuk tulang gadis yang bernama lengkap Mutiara Hapsari
yang biasa dipanggil Mutee ketika tiba-tiba sahabat masa SMAnya menyodorkan
undangan pernikahan.
Mengapa tiba-tiba re? Gumam Mutee dalam hati.
“Re, gue harus dapat penjelasan
ini dari lo. Semuanya. Bukannya lo benci banget sama Adit? Kenapa lo tiba-tiba
bisa nikah sama dia re? Rendy kemana re?”
Mutee tidak tahan. Ia
mengutarakan semua apa yang menjadi pertanyaannya.
Rere nikah? Dengan Adit? Apa gak salah? Bukankah selama ini Adit adalah
manusia yang paling dibenci Rere? Lalu kemana Rendy? Laki-laki yang dicintai
sahabatnya?
“Lo kebiasaan deh tek, satu-satu
biar Rere gak bingung jawabnya”.
Rere tersenyum mendengar pertanyaan
sahabatnya. Ingatannya menerawang jauh pada kejadian-kejadian masa lalunya
bersama sahabatnya ketika duduk di bangku SMA. Masa putih abu-abu itu tidak
akan pernah Rere lupakan. Masa dimana ia mengenal dunia luar, masa dimana ia
bisa merasakan cinta pertamanya, masa dimana ia mengerti bahwa pertemuan akan
berakhir dengan perpisahan.
Satu per satu puing-puing
kejadian masa lalu tergambar jelas di ingatan Rere. Senyum di bibir manis gadis
berumur 23 tahun itu semakin mengembang ketika puing kejadian pertemuannya
dengan Rendy tergambar jelas.
Rendy Hudo Yusodo
Laki-laki berperawakan tinggi,
putih, dan bermata sedikit sipit itu akan terus memenuhi kenangan Rere selama
masa putih abu-abunya. Laki-laki yang selalu menemaninya ke kedai kopi dimana
Rere sekarang berada. Laki-laki yang Rere tidak tahu dimana keberadaan atau
kabarnya.
“Re, jawab dong“
Rere tersadar dari lamunannya.
Ia kemudian menyeruput Hot chocolate favoritnya dan mulai
menjawab serentetan pertanyaan dari sahabatnya, Mutee.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Haha, gimana? masih cupu banget ya?
Menerima kritik dan saran yang membangun, terimakasih ;')
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Haha, gimana? masih cupu banget ya?
Menerima kritik dan saran yang membangun, terimakasih ;')
1 komentar
Akhirnya bisa berkumpul juga setelah 4 tahun tak bertemu, ditempat yang sama, Hot chocolate dan Green tea lattenya juga masih dengan rasa yang sama juga. Itu Rere jawab apa ya, ko jadi penasaran..hehe
BalasHapusSeperti didengarkan jika kamu memberi komentar :)