Dari Wagir Hingga Riverside
Haloo, saya kembali lagi setelah sebulan
tidak menjamah blog ini dengan sebuah cerita saya di hari Minggu kemarin.
Jadi Minggu, 9 April 2017 kemarin
saya dan teman-teman kabinet dari EHM rapat. Rapatnya rada beda dari biasanya.
Yah biasanya kami rapat di cafe atau di taman tapi hari itu kami memutuskan
untuk rapat di salah satu rumah teman kami yaitu Aldike.
Kami bersepuluh dengan anggota
Mbak Ilma, Tiara, Salsa, Amanda, Ogix, Frido, Fikri, Mas Dimbo dan Saya berangkat
ke rumah Dike sekitar pukul 9 yang sebelum itu ada drama nunggu Frido (like as usual doi selalu telat) di pom bensin
jam set 7 janjiannya tapi baru berangkat jam set 8. Kami gak langsung kerumah
Dike, tapi kami Salsa dulu soalnya cuma Salsa yang tau rumahnya Dike. Setelah
sampai dirumahnyas Si Salsa kami gak langsung cuss ke rumah Dike karena kami
sarapan dulu. Biasalah awalnya enggak, enggak, eh giliran satu orang ambil
sarapan yang lainnya ngikut ya udah deh pada sarapan semuanya. Setelah sarapan
itulah kami baru berangkat yang bener-bener berangkat.
Sekitar 30 menit kami sudah
sampai di rumahnya Dike. Deket ternyata, gak kaya yang dibilang anak-anak kalo
rumah Dike yang tepatnya ada di Wagir itu jauh. Sampai di rumah Dike kami
ditawarin sarapan, karena kami sudah sarapan akhirnya kami menolaknya dan
mengusulkan untuk di jadikan makan siang saja.
Rapat dimulai, banyak pembahasan
kali itu. Tapi karena banyak guyonnya jadi gak kerasa sudah Dhuhur dan rapat
diakhiri. Setelah makan siang dan sholat kami meneruskan agenda untuk
#explorewagir. Sayang sekali, Frido dan Ogix ada urusan jadinya gak ikut agenda
selanjutnya. Awalnya kami mau ke salah satu coban yang ada di Wagir namanya
Coban Glotak tapi karena waktu yang sudah siang dan jauhnya perjalanan ke coban
itu akhirnya kami memutuskan untuk ke Sumber Sira yang ada di GondangLegi.
sumber sira pas sepi (dapet di sini ) |
Oh iya, sebelum itu sebenernya
saya sudah pernah ke Sumber Sira sewaktu Kelas Inspirasi (ada disini kalo mau
baca). Bedanya perjalanan saya ke Sumber Sira kali ini dengan sebelumnya selain
beda orang juga beda rute. Rute kali ini kami bisa membawa motor masuk sampai
parkiran beda dengan rute kemarin yang harus tracking melewati sawah. Sayangnya
jalannya masih makadam gitu, jadi kalau hujan ya becek dan sedikit sulit.
Sumber Siranya sih masih sama, Cuma sekarang lebih ramai pengunjung, ramai
warung yang menjual makanan ringan hingga berat, bahkan ada juga yang berjualan
celana buat ganti. Oh iya, untuk tiket masuk ke Sumber Sira satu orangnya
dikenakan tarif 3000 dan 2000 untuk parkirannya.
Fikri dan mas dimbo slulup wkwk |
Minggu itu saya tida senekat
pertama kali saya ke Sumber Sira, iya kali ini saya gak tergoda untuk nyemplung.
Alasannya karena sudah pernah, gak bawa ganti juga, males rempong, dan juga
ramai. Tapi dua teman saya Fikri dan Mas Dimbo tergoda untuk nyemplung. Saking
semangatnya mereka sampai-sampai celana Fikri robek. Mana robeknya gak
kira-kira lagi, masa iya robek dari depan sampai belakang.
ini under waternya ( dapet di sini ) |
Setelah lelah, akhirnya kami
sepakat untuk pulang. Eh, tunggu dulu. Cerita tidak berakhir sampai disinii.
Jadi sebenernya kami itu ada bertigabelas, nah si Fuad berhalangan hadir ada
urusan. Si Ojan karena masih kuliah doi ada praktikum dan Si Aldo gak bisa
dateng karena operasi mata ikan. Jadi setelah kami dari Sumber Sira kami setuju
untuk menjenguk Aldo di Riverside. Kalo orang Malang pasti tau dari Wagir ke
Riverside itu jauhnya kaya apa, yah buat gambaran sih bisa dikatakan dari ujung
ke ujung. Namanya juga sayang, sejauh apapun pasti dijengukin sama kami hahaha.
Dirumah Aldo kami dibuat ketawa
karena cerita Mamanya si Aldo kalo si Aldo ini 3 dari 100 pasien dokter itu
yang di operasi nangis dan teriak-teriak heboh. Bayangin aja deh, Si Aldo ini
mahasiswa akhir atlet renang pula udah umurnya gede badannya juga tapi nangis
di operasi. Ya mungkin memang sakit sih, tapi kaya lucu aja gitu kalo inget
kelakuannya tapi dioperasi mata ikan nangis. Mana doi di godain mulu sama adeknya,
haha
Pelajaran yang bisa saya ambil
dari sakitnya Aldo adalah “Kalo kemana-mana jangan lupa pake sandal”. Gitu kali
ya do ya?
Selesai cerita saya di Minggu
ceria. Meskipun gak ikut naik delman istimewa dan duduk dimuka sama ayah di
kota karena ayah saya di Ngawi. Saya bahagia banget bisa berkunjung kerumah
teman-teman saya. Rasanya home sicknya sedikit
terobati.
Sampai Jumpa
Semoga Bahagia
0 komentar
Seperti didengarkan jika kamu memberi komentar :)