Review Film : Mortal Engines, Kisah Tentang Kota Predator dan Pembalasan Dendam Hester Shaw
Warning : ada sedikit spoiler di
postingan ini.
Mau sedikit cerita dulu sebelum
masuk ke reviewnya. Jadi semenjak saya di Banjarmasin, Mortal Engines adalah
film pertama saya yang saya tonton di bioskop. Kalo boleh dibilang sih saya
rada pelit mengeluarkan uang untuk nonton, apalagi bukan film-film yang memang
jauh-jauh hari ingin saya tonton. Lagian saya juga langganan Hooq, Viu, dan
Iflix, meskipun keluarnya agak lama tapi intinya sama aja nonton. Ditambah lagi
di Banjarmasin ini nonton mahal sekali, hari biasa 50.000 dan weekend bisa
sampai 70.000. Teringat dulu di Malang yang nonton aja masih ada 25.000 saya
males banget, apalagi yang sekarang 70.0000, tambah males sekali. Untung kantor
saya ngadain nonton bareng, lumayanlah akhirnya nonton juga dan dibayarin.
Oke, sekarang masuk ke reviewnya
ya. Mohon maaf jikalau reviewnya apa adanya, karena saya bukan anak
cinematografi jadi review berdasarkan penikmat film semata.
Sinopsis
Mortal Engines menceritakan jaman
beberapa ribu tahun setelah 2018. Ya, film ini seakan menceritakan masa depan
dunia ini. Nanti negara-negara pada zaman tersebut tidak seperti sekarang yang
menetap diatas tanah dan memiliki batas wilayah, namun bergerak mencari sumber
daya alam. Akibatnya adalah setiap negara saling memburu dan menjadi predator
satu sama lain. Dari sini seakan menggambarkan negara yang besar dan memiliki
kuasa akan menang melawan negara-negara kecil (di awal film penggambaran ini
terlihat sekali).
Selain menceritakan negara
bergerak, dalam film ini juga menceritakan tentang pembalasan dendam seorang
gadis bernama Hester Shaw. Ada perasaan dendam Hester Shaw kepada salah satu
orang yang tinggal di London (nama negara bergerak yang terbesar) bernama
Valentine atas meninggalnya Ibu Hester Shaw. Mengenai penyebab kenapa dan
bagaimana meninggalnya Ibu Hester Shaw dijelaskan perlahan di adegan-adegan
berikutnya.
Di lain sisi, ternyata si
Valentine ini memiliki misi rahasia ingin menghancurkan blok negara (saya lupa
mereka disini menyebutnya apa, kalo saya nangkepnya seperti London ini Blok
Barat dan negara menetap ini Blok Timur). Nah, blok timur ini bukan termasuk
negara yang bergerak, mereka masih menetap seperti negara kita saat ini dan
masih menjaga kekayaan alamnya. Nah, si Hester Shaw ini nantilah yang
sebenernya memiliki kunci menghentikan niat jahat Valentine.
Yah, inti ceritanya itu
peperangan antar dua negara, ada yang bisa menghentikan, dan yang jahat? Hayo,
menurut kalian yang jahat menang apa kalah?
Akting
Tidak memungkiri untuk
akting-akting pemain di Mortal Engines bagus, gak kaku. Yah namanya film
garapan luar negri yang dibuat dengan dana besar gak mungkin memilih artis dan
aktor ecek-ecekkan? Meskipun jujur saya belom tau siapa-siapa mereka, karena
notabene saya gak terlalu mengikuti film-film luar jadi gak hafal
artis-artisnya. Tapi pemilihan pemeran dan karakternya pas aja, kaya pemilihan
walikota di Blok Timur berwajah roriental khas orang Asia, jadi kaya langsung
ngeh aja jalan ceritanya gimana.
Visual
Secara visual saya suka banget
sama visualnya di film ini. Benar-benar bisa memanjakan mata penontonnya. Betapa
terlihat real sekali kota London yang mewah sedang berjalan menyusuri sabana,
keindahan negri diatas awan, serta keindahan Blok Timur yang masih penuh dengan
pohon-pohon hijau. Adegan yang paling seru ketika London sedang memangsa negara
kecil. Betapa detail di film ini sangat diperhatikan dari awal mengejar,
menangkap, sampai memasukkan negara kecil tersebut ke London. Sama adegan yang
Hester lari-larian dikejar Tom di London itu juga keren sih detail banget lagi
lari-larian di mesin penghancur.
Cerita
Sedikit kecewa sih dengan jalan
cerita Mortal Engines, seperti bisa ditebak gitu. Hampir sama dengan garis umum
jalan cerita film-film lain pada umumnya. Seperti ada dendam, ingin balas
dendam, bertarung, ada yang menang. Tak ada yang spesial dalam jalan ceritanya,
mungkin hanya penggambaran situasi saja yang berbeda dari cerita lain yaitu di
film ini menggambarkan keadaan negara dimasa depan.
Selain jalan ceritanya, saya juga
sebal ketika di film ini menyajikan banyak sekali tokoh-tokoh yang harus
dikenal oleh penontonnya. Penonton juga sedikit dipaksa untuk mengetahui latar
belakang dari tokoh-tokoh tersebut, toh akhinya tokoh-tokoh itu juga tidak
diceritakan endingnya bagaimana. Seperti tokoh di London yang temannya Tom itu,
diakhir cerita tidak tau gimana endingnya dia. Teman-teman si Anna Fang juga
terlalu banyak ditonjolkan, padahal mereka kan perannya hanya membantu tapi
terlalu menonjol banget kita harus tau hubungan Anna Fang sama yang rambut
kriwul (lupa namanya). Malahan yang saya kira bakal membantu sampai akhir, si
Shrike gak terlalu di tonjolkan. Kaya kenapa harus ada cerita Shire toh dia gak
ada sampai akhir? Kaya mubazir gitu huhu
Pesan Moral
Film tersebut sebenernya
mengajarkan kita untuk melindungi lingkungan dan gak serakah menggunakan sumber
daya alam. Soalnya kalo kita kehabisan, kita bakalan rebutan dan akhirnya
saling bersaing satu sama lain. Ngerinya lagi kalo sampai jadi predator gitu. Sama
difilm ini juga mengajarkan bagaimana situasi kita, berperang atau dalam
kondisi apapun kita harus ingat Tuhan dan menjalankan segala perintahnya. Sama ada
satu lagi, kita ahrus hati-hati dengan orang-orang disekitar kita karena Teman
bisa juga jadi Lawan.
Kalo anda ingin mencari tontonan
yang gak terlalu berat di akhir pekan, saya bisa menyarankan untuk menonton
film ini. Selain banyak pelajaran moral yang bisa diambil, visual dari film ini
juga keren untuk memanjakan mata. Film ini juga memiliki rate 13+ dan adegan aneh-aneh
juga gak di film ini, jadi aman sekali untuk menontonnya bersama keluarga.
Rate : 7,5/10
Rekomendasi : Boleh juga ditonton
kalo ingin mencari hiburan ringan
Dengan siapa menonton : Sama
Keluarga, Teman, Gebetan oke juga
Sampai Jumpa
Semoga Bahagia
11 komentar
Saat membaca judulnya, saya curiga ini film yang diadaptasi dari buku. Setelah dicek di GOodreads, ternyata benar, ada bukunya XD
BalasHapusWah wah mantul ini Eny mau nonton ah 😍😍 apalagi ada pesan moralnya
BalasHapusEnychan
Ada adegan perang yg berdarah - darah nya extreme nampak gitu....? Selalu asyik kalau film yang super hero nya perempuan, seperti Divergent, Hunger Games. Mirip ya ide film nya, tentang ketidaknyaman sebuah kota, lalu tokoh utama perempuan nya sebagai pembawa perdamaian dan persatuan.
BalasHapusPesan moralnya bagus, dan kuliat dari genre nya sih, doyanan nya aku dan suami. Susah nyocokin kesukaan kami berdua kalo nonton. Hahaha.. Tapi emang bener. Zaman aku kuliah di malang dulu 15rb uda bisa nonton. Di sby aja 20rb uda cukup. Disini mehong
BalasHapusFilm2 dengan tema masa depan seperti ini adalah salah satu jenis yg kusukai. Imajinasi menajdi meningkat setelah menontonnya. Negara bergerak dan negara menetap, hmm. Indonesia kyknya masuk ke negara yg menetap ya ga sih.
BalasHapusFilm Barat memang selalu keren visualisasi dan actingnya. Tp sayangnya biasanya selalu ada bumbu adegan anehnya. Kalau yang ini gak ada, boleh juga nih buat hiburan brsama keluarga.
BalasHapusHoaa..kyknya mayan rame ya shya. Tp kalo bs ditebak alurnya kadang gregetan jg ya. Hihi. Emg dbjm mihilnya pake banget si tiket. Percaya ga ak dr nikah g prnh lg lo nntn bioskop. Brp lama ya.. Hmm.. Hampir 7 tahun.haha
BalasHapusSaya suka jenis film macam ini. Tapi sayang ya ceritanya bisa ditebak.
BalasHapusYa..lumayanlah buat menghibur ketika lelah.
Baca sinopsisnya seru tp ini tentang peperangan gitu dan aku bukan tipe yg suka nonton begini sih, anaknya suka yg film romantis tapi ini aku yakin sih, keren apalagi imajinasi si pengarang membuatnya terlihat jelas ketjeh menggambarkan negara di masa depan.
BalasHapusWah, aku juga suka film yang begini. Sayang selain tiket mahal, rumahku juga jauh. Hahaa.. anyway, udah berapa lama siih kamu di banjamasin?
BalasHapusFilm barat mah seru seru yaa, dan nisa tidak penikmat film 😂😂 jadi kalo ada film gitu biasanya denger para pencinta aja sama sekalian ngambil pesan moral nya haha
BalasHapusSeperti didengarkan jika kamu memberi komentar :)